CERITA RAKYAT NUSANTARA - Legenda Cindelaras Ayam Sakti
CERITA RAKYAT NUSANTARA
Legenda Cindelaras Ayam Sakti
Selir raja sangat iri kepada permaisuri karena raja lebih mencintainya. Ia pun menyusun rencana jahat untuk menyingkirkan permaisuri. Suatu hari, selir berpura-pura sakit dan meminta tabib istana memeriksanya. Selir itu menyuap tabib agar berkata bahwa permaisuri telah meracuninya.
Ketika raja mendengar kabar tersebut, ia marah besar. Tanpa memeriksa kebenarannya, ia memerintahkan pengawal untuk membawa permaisuri ke hutan dan membunuhnya. Namun, karena pengawal tahu permaisuri tidak bersalah, ia tidak tega membunuhnya. Sebagai gantinya, pengawal itu melepaskan permaisuri dan menyuruhnya pergi jauh ke dalam hutan.
Di hutan, permaisuri tinggal di sebuah gubuk kecil. Tidak lama kemudian, ia melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi anak yang cerdas, kuat, dan baik hati. Ia sering bermain di hutan dan membantu ibunya mencari makanan.
Suatu hari, seekor ayam jantan yang tampak unik muncul di dekat rumah mereka. Ayam itu berbeda dari ayam biasa: bulunya indah, tubuhnya gagah, dan suaranya luar biasa. Cindelaras memelihara ayam itu, dan ayam tersebut menjadi teman bermainnya.
Ketika ayam jantan itu tumbuh dewasa, ia mulai berkokok dengan suara yang aneh:
"Kukuruyuk! Tuan Cindelaras, rumahnya di tengah hutan, anak dari Raden Putra!"
Cindelaras terkejut mendengar kokokan ayamnya. Ia bertanya kepada ibunya tentang arti dari kokokan itu. Dengan berat hati, ibunya menceritakan kebenaran tentang asal-usul mereka dan bagaimana mereka dibuang dari istana.
Mendengar cerita itu, Cindelaras memutuskan untuk menemui ayahnya di istana. Dalam perjalanan, ia mengikuti kompetisi adu ayam di desa-desa yang dilewatinya. Ayam Cindelaras selalu menang dalam setiap pertandingan, sehingga namanya semakin terkenal.
Kabar tentang Cindelaras dan ayam ajaibnya akhirnya sampai ke telinga Raja Raden Putra. Raja tertarik dan mengundang Cindelaras ke istana untuk mengadu ayam mereka. Ketika pertandingan dimulai, ayam Cindelaras dengan mudah mengalahkan ayam milik raja.
Setelah kemenangan itu, ayam Cindelaras kembali berkokok:
"Kukuruyuk! Tuan Cindelaras, rumahnya di tengah hutan, anak dari Raden Putra!"
Raja terkejut mendengar kokokan ayam tersebut dan bertanya kepada Cindelaras tentang dirinya. Cindelaras menjelaskan segalanya, termasuk tentang ibunya yang tidak bersalah. Raja pun menyadari bahwa ia telah membuat kesalahan besar.
Raja segera memanggil tabib dan selirnya untuk mengakui perbuatan mereka. Selir yang licik itu akhirnya dihukum, sementara permaisuri dijemput kembali ke istana.
Raja sangat bangga dengan Cindelaras yang tumbuh menjadi pemuda bijaksana. Ia pun mengangkat Cindelaras sebagai putra mahkota, dan mereka hidup bahagia selamanya.
Pesan Moral ☝:
1. Kebohongan dan iri hati akan membawa kehancuran.
2. Kebenaran akan terungkap pada waktunya.
3. Jadilah anak yang cerdas dan berbudi pekerti baik, seperti Cindelaras.
CERITA DONGENG INDONESIA
CINDERELLA
Sayangnya, kebahagiaan Cinderella tak bertahan lama. Ketika ayahnya meninggal, ibu tirinya menunjukkan sifat aslinya. Ia memaksa Cinderella menjadi pelayan di rumahnya sendiri. Setiap hari, Cinderella harus membersihkan rumah, mencuci pakaian, memasak, dan melayani ibu tiri serta saudara-saudara tirinya. Meski diperlakukan dengan kejam, Cinderella tetap bersikap baik dan penuh harapan.
Suatu hari, istana kerajaan mengumumkan bahwa akan diadakan pesta dansa besar untuk mencari pasangan bagi sang pangeran. Semua gadis diundang untuk menghadiri acara tersebut. Saudara-saudara tiri Cinderella sangat bersemangat, begitu juga ibunya. Namun, ketika Cinderella meminta izin untuk pergi, ibu tirinya menertawakan permintaan itu.
“Pergi ke pesta? Dengan pakaian kumal seperti itu? Tidak ada yang mau melihatmu!” kata ibu tirinya.
Tetapi Cinderella tetap mencoba. Ia menemukan gaun lama milik ibunya dan menghiasnya dengan pernak-pernik yang ia temukan di rumah. Sayangnya, ketika saudara tirinya melihatnya memakai gaun itu, mereka merobeknya hingga hancur. Dengan hati hancur, Cinderella hanya bisa menangis di taman belakang rumah.
Tiba-tiba, muncullah peri ibu baptis. “Kenapa kamu menangis, anakku?” tanya sang peri. Cinderella menceritakan segalanya, dan peri itu tersenyum penuh kasih.
“Jangan khawatir. Aku akan membantumu,” katanya sambil mengangkat tongkat sihirnya. Dalam sekejap, labu berubah menjadi kereta kencana berkilauan, tikus menjadi kuda putih, kadal menjadi pelayan, dan pakaian Cinderella berubah menjadi gaun indah lengkap dengan sepatu kaca yang berkilau.
“Pergilah ke pesta dan bersenang-senang, tapi ingat, sihir ini hanya berlaku sampai tengah malam,” kata peri itu. Cinderella berterima kasih dan berangkat ke istana dengan penuh semangat.
Ketika Cinderella tiba di pesta, semua mata tertuju padanya. Kecantikannya memukau semua orang, termasuk sang pangeran. Tanpa ragu, sang pangeran mengajaknya berdansa. Mereka berbicara, tertawa, dan menikmati malam itu bersama. Cinderella merasa seolah-olah semua penderitaannya telah hilang.
Namun, lonceng jam mulai berdentang menandakan tengah malam. Cinderella panik dan berlari meninggalkan istana sebelum sihir menghilang. Dalam pelariannya, salah satu sepatu kacanya terlepas di tangga istana.
Keesokan harinya, sang pangeran memerintahkan prajuritnya mencari pemilik sepatu kaca itu. Mereka pergi dari rumah ke rumah untuk mencocokkan sepatu tersebut. Banyak gadis mencoba, tetapi tidak ada yang cocok.
Ketika tiba di rumah Cinderella, ibu tirinya mencoba menyembunyikannya. Namun, Cinderella berhasil keluar dari kamar lotengnya dengan bantuan teman-temannya, para burung dan tikus. Ketika ia mencoba sepatu kaca itu, ukurannya pas sempurna!
Pangeran segera mengenalinya dan memintanya untuk menjadi istrinya. Cinderella kembali ke istana, dan mereka menikah dengan penuh kebahagiaan. Sementara itu, ibu tiri dan saudara tirinya dihukum atas semua perlakuan buruk mereka.
Cinderella hidup bahagia selamanya bersama pangeran, tapi ia tetap rendah hati dan baik hati kepada semua orang.
Pesan moral☝:
1. Kebaikan Hati Akan Selalu Dibalas Jika kita tetap baik hati meskipun diperlakukan buruk, pada akhirnya kebaikan itu akan membawa kebahagiaan.
2. Jangan Menilai Orang dari Penampilannya Apa yang ada di dalam hati lebih penting daripada penampilan luar.
3. Jangan Pernah Berhenti Bermimpi Meskipun hidup sulit, tetaplah percaya bahwa harapan dan mimpi bisa menjadi kenyataan.
4. Kejahatan Tidak Akan Berakhir Baik Perbuatan jahat, seperti iri hati dan keegoisan, hanya membawa kesusahan bagi diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar